Perang, Krisis, dan Kelangkaan: Kehidupan Kelompok Rentan Yang Terhimpit

Dunia saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan yang semakin memperburuk kondisi perekonomian global. Peperangan yang berkepanjangan di beberapa wilayah strategis telah mengganggu rantai pasok global, menyebabkan kelangkaan bahan baku dan lonjakan harga pangan serta energi. Selain itu, perubahan iklim yang semakin ekstrem menambah ketidakpastian dengan bencana alam yang sering terjadi, memperburuk kondisi ekonomi masyarakat. Dalam situasi ini, kelompok rentan, yang terdiri dari kaum miskin, pekerja informal, dan komunitas terpinggirkan, mengalami dampak paling parah. Sayangnya, mereka sering kali terabaikan dalam kebijakan ekonomi yang lebih mementingkan kepentingan kelompok elit.

Menjelang akhir masa jabatannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan kegelisahannya, “Kelompok rentan, khususnya masyarakat miskin, adalah yang paling terdampak oleh berbagai gejolak ekonomi global. Mereka tidak hanya menghadapi kenaikan harga pangan dan energi, tetapi juga kehilangan pekerjaan dan penghasilan.” Sri Mulyani menekankan pentingnya kebijakan fiskal yang inklusif untuk memastikan kelompok rentan mendapatkan perlindungan sosial yang memadai dalam menghadapi krisis tersebut.

Ketidakadilan ekonomi tidak hanya terjadi di negara-negara miskin, tetapi juga di negara maju. Kelompok miskin dan rentan sering kali terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan. Mereka menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan dan perumahan, hingga kurangnya akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang layak. Mereka yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang kaki lima atau buruh harian, tidak memiliki jaminan sosial atau perlindungan hukum, membuat mereka rentan terhadap guncangan ekonomi kecil seperti kenaikan harga pangan atau bencana alam​.

Perang dan Krisis Pasokan Global: Peperangan di berbagai negara seperti Ukraina dan Timur Tengah telah menyebabkan gangguan signifikan terhadap pasok bahan baku utama seperti gandum dan minyak bumi. Ketergantungan global pada sumber daya ini menyebabkan harga melonjak tajam, dan efeknya langsung terasa di seluruh dunia. Bagi kelompok miskin, lonjakan harga ini menjadi bencana tersendiri. Pengeluaran untuk kebutuhan dasar meningkat, sementara pendapatan mereka tetap stagnan atau bahkan menurun karena krisis ekonomi yang lebih luas.

Baca Juga  Manajemen Masjid: Mengembalikan Peran Esensial Dalam Komunitas Muslim

Bencana Alam Akibat Perubahan Iklim: Sementara itu, perubahan iklim yang semakin tidak menentu menambah tekanan ekonomi. Banjir, kekeringan, dan bencana lainnya tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga memusnahkan mata pencaharian kelompok rentan, terutama di sektor pertanian. Petani kecil dan masyarakat di pedesaan sering kali menjadi korban dari ketidakmampuan pemerintah untuk menanggulangi dampak perubahan iklim. Akibatnya, mereka terperangkap dalam kemiskinan yang semakin mendalam​.

Tanggung Jawab Pemerintah dan Kebijakan Global: Ironisnya, meskipun kelompok-kelompok ini sering terkena dampak paling parah dari krisis global, kebijakan publik sering kali gagal memperhatikan kebutuhan mereka. Pemerintah di seluruh dunia lebih fokus pada penyelamatan perusahaan besar dan stabilitas pasar keuangan daripada memperkuat jaring pengaman sosial bagi kelompok rentan. Dalam konteks ini, kebijakan fiskal yang lebih adil dan program-program kesejahteraan sosial sangat dibutuhkan untuk melindungi kelompok-kelompok yang paling rentan.

Tantangan ekonomi global yang kita hadapi saat ini memerlukan pendekatan yang inklusif dan adil. Pemerintah, lembaga internasional, dan sektor swasta perlu berkolaborasi untuk menciptakan kebijakan yang tidak hanya melindungi ekonomi global, tetapi juga memastikan bahwa kelompok rentan tidak terabaikan. Tanpa tindakan segera, kesenjangan ekonomi akan semakin lebar, menciptakan ketidakstabilan sosial yang lebih besar di masa depan. (Ed: Olan)

Penulis